Berbicara dan Membahas perihal PRAMUKA,
maka kita harus mengenal terlebih dahulu pendiri Gerakan Kepanduan ini,
yang telah membuat suatu loncatan dalam sejarah yang sangat mengejutkan
dunia, Robert Baden-Powell (Baden Powell) dilahirkan di Paddington,
London pada 1857. Dia adalah ......
Anak ke-6 dari 8 anak profesor Savilian
yang mengajar geometri di Oxford. Ayahnya, pendeta Harry Baden-Powell,
meninggal ketika dia berusia 3 tahun, dan ia dibesarkan oleh ibunya,
Henrietta Grace Smith, seorang wanita yang berketetapan bahwa
anak-anaknya harus berhasil. Baden-Powell berkata tentang ibunya pada
1933, "Rahasia keberhasilan saya adalah ibu saya."
Selepas
menghadiri Rose Hill School, Tunbridge Wells, Baden-Powell dianugerahi
beasiswa untuk sekolah umum Charterhouse. Perkenalannya kepada kemahiran
pramuka adalah memburu dan memasak hewan - dan menghindari guru - di
hutan yang berdekatan, yang juga merupakan kawasan terlarang. Dia juga
bermain piano dan biola, mampu melukis dengan baik dengan menggunakan
kedua belah tangan dengan tangkas, dan gemar bermain drama. Masa liburan
dihabiskan dengan ekspedisi belayar atau berkanu dengan
saudara-saudaranya.
Dia mengarang beberapa buku, di antaranya
yakni jungle book, girl guides, scouiting for boys, aids to scouting,
rovering to succes.
Setelah kembali, Baden-Powell mendapati
buku panduan ketentaraannya "Aids to Scouting" telah menjadi buku
terlaris, dan telah digunakan oleh para guru dan organisasi pemuda.
Kembali
dari pertemuan dengan pendiri Boys' Brigade, Sir William Alexander
Smith, Baden-Powell memutuskan untuk menulis kembali Aids to Scouting
agar sesuai dengan pembaca remaja, dan pada tahun 1907 membuat satu
perkemahan di Brownsea Island bersama dengan 22 anak lelaki yang
berlatar belakang berbeda, untuk menguji sebagian dari idenya. Buku
"Scouting for Boys" kemudian diterbitkan pada tahun 1908 dalam 6 jilid.
Kanak-kanak
remaja membentuk "Scout Troops" secara spontan dan gerakan Pramuka
berdiri tanpa sengaja, pada mulanya pada tingkat nasional, dan kemudian
pada tingkat internasional. Gerakan pramuka berkembang seiring dengan
Boys' Brigade. Suatu pertemuan untuk semua pramuka diadakan di Crystal
Palace di London pada 1908, di mana Baden-Powell menemukan gerakan Pandu
Puteri yang pertama. Pandu Puteri kemudian didirikan pada tahun 1910 di
bawah pengawasan saudara perempuan Baden-Powell, Agnes Baden-Powell.
Walaupun
dia sebenarnya dapat menjadi Panglima Tertinggi, Baden Powell
memuutuskan untuk berhenti dari tentara pada tahun 1910 dengan pangkat
Letnan Jendral menuruti nasihat Raja Edward VII, yang mengusulkan bahawa
ia lebih baik melayani negaranya dengan memajukan gerakan Pramuka.
Pada
Januari 1912 Baden-Powell bertemu calon isterinya Olave Soames di atas
kapal penumpang (Arcadia) dalam perjalanan ke New York untuk memulai
Lawatan Pramuka Dunia. Olave berusia 23, Baden-Powell 55, dan mereka
berkongsi tanggal lahir. Mereka bertunangan pada September tahun yang
sama dan menjadi sensasi pers, mungkin karena ketenaran Baden-Powell,
karena perbedaan usia seperti itu lazim pada saat itu. Untuk menghindari
gangguan pihak pers, mereka melangsungkan pernikahan secara rahasia
pada 30 Oktober 1912. Dikatakan bahwa Baden-Powell hanya memiliki satu
petualangan lain dengan wanita (pertunganannya yang gagal dengan
Juliette Magill Kinzie Gordon).
Pramuka Inggris menyumbang satu
penny masing-masing dan mereka membelikan Baden-Powel hadiah pernikahan,
yaitu sebuah mobil Rolls Royce.
Ketika pecah Perang Dunia I pada tahun
1914, Baden-Powell menawarkan dirinya kepada Jabatan Perang. Tiada
tanggung jawab diberikan kepada beliau, sebab, seperti yang dikatakan
oleh Lord Kitchener: "dia bisa mendapatkan beberapa divisi umum dengan
mudah tetapi dia tidak dapat mencari orang yang mampu meneruskan usaha
baik Boy Scouts." Kabar angin menyatakan Baden-Powell terkait dalam
kegiatan spionase dan dinas rahasia berusaha untuk menggalakkan mitos
tersebut.
Baden-Powell dianugerahi gelar Baronet pada tahun 1922,
dan bergelar Baron Baden-Powell, dari Gilwell dalam County Essex, pada
tahun 1929. Taman Gilwell adalah tempat latihan Pemimpin Pramuka
Internasional. Baden-Powell dianugerahi Order of Merit dalam sistem
penghormatan Inggris pada tahun 1937, dan dianugerahi 28 gelar lain dari
negara-negara asing.
Dalam sajak singkat yang ia tulis, ia menjelaskan bagaimana mengucapkan namanya:
Man, Nation, Maiden
Please call it Baden.
Further, for Powell
Rhyme it with Noël.
Dibawah
usaha gigihnya pergerakan Pramuka dunia berkembang. Pada tahun 1922
terdapat lebih dari sejuta pramuka di 32 negara; pada tahun 1939 jumlah
pramuka melebihi 3,3 juta orang.
Keluarga Baden-Powell memiliki
tiga anak – satu anak laki-laki dan dua perempuan (yang mendapat
gelar-gelar kehormatan pada 1929; anak laki-lakinya kemudian
menggantikan ayahnya pada 1941:
- Peter, kemudian 2nd Baron Baden-Powell (1913-1962)
- Hon. Heather Baden-Powell (1915-1986)
- Hon. Betty Baden-Powell (1917-2004) yang pada 1936 menikah dengan Gervase Charles Robert Clay
(lahir 1912 dan memiliki 3 anak laki-laki dan 1 perempuan)
Tidak lama selepas menikah, Baden-Powell
berhadapan dengan masalah kesehatan, dan mengalami beberapa serangan
penyakit. Ia menderita sakit kepala terus menerus, yang dianggap
dokternya berasal dari gangguan psikosomatis dan dirawat dengan analisa
mimpi. Sakit kepala ini berhenti setelah ia tidak lagi tidur dengan
Olave dan pindah ke kamar tidur baru di balkon rumahnya. Pada tahun 1934
prostatenya dibuang, dan pada tahun 1939 dia pindah ke sebuah rumah
yang dibangunnya di Kenya, negara yang pernah dilawatinya untuk berehat.
Dia meninggal dan dimakamkan di Kenya, di Nyeri, dekat Gunung Kenya,
pada 8 Januari 1941.
(Source : id.wikipedia.org)